25 Agustus 2009

KILAS IPTEK


Selasa, 25 Agustus 2009 | 04:59 WIB

Discovery Bersiap Diluncurkan Hari Ini

Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) memberi lampu hijau untuk melanjutkan peluncuran pesawat ulang alik Discovery, Selasa, menuju stasiun luar angkasa internasional, membawa 7 kru. Pejabat resmi misi itu menyatakan, mereka tidak melihat ada hambatan teknis untuk menerbangkan pesawat itu pada 25 Agustus, pukul 01.36 AM (05.36 GMT), dari pusat ruang angkasa Kennedy, di Cape Canaveral, Florida. Menurut meteorolog Kathy Winters, Senin (24/8) di Florida, kondisi cuaca diperkirakan baik saat peluncuran, tetapi masih ada risiko angin topan, guntur, dan petir jarak 8 kilometer dari landasan peluncuran tempat pesawat ulang alik diisi hampir 2 juta liter cairan hidrogen dan oksigen. ”Kondisi cuaca merupakan tantangan dalam pengisian tangki bahan bakar, ” kata Mike Moses. Pesawat itu membawa perlengkapan antara lain ruang tidur baru, mesin pembeku, makanan, dan mengangkut astronot AS, Nicole Stott.

Flu A-H1N1 Tak Terpengaruh Iklim

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, virus influenza A-H1N1 telah menginfeksi manusia dari banyak negara dengan beragam suhu udara. Hal ini terungkap dari laporan kumulatif angka kasus dan kematian karena flu A-H1N1 dari beberapa negara di seluruh dunia. Sejauh ini tercatat lebih dari 182.000 kasus infeksi flu A-H1N1 dan hampir 1.800 orang meninggal dari 177 negara di dunia. Dr SJ Habayeb, wakil WHO di India, menyatakan di New Delhi, Senin (24/8), virus H1N1 tidak berhubungan dengan iklim. ”Kasus flu A-H1N1 dilaporkan dari negara-negara dengan suhu udara dingin dan panas,” ujarnya. Sebagai contoh, kasus infeksi virus itu dilaporkan dari Texas, New York, dan California dengan suhu udara bervariasi. Menurut Direktur Pengendalian Penyakit Menular WHO Jai P Narain, infeksi virus itu bergantung pada kekebalan tubuh seseorang.

”Jurassic Park” Angola Terbuka

Angola selama ini dikenal karena minyak dan berliannya terbaik. Namun, para pemburu dinosaurus menyatakan, negara itu memiliki ”museum di bawah tanah” fosil langka—beberapa di antaranya muncul ke permukaan-menunggu untuk ditemukan. ”Angola merupakan bagian final paleontologi,” kata Louis Jacobs dari Southern Methodist University di Dallas, Texas, akhir pekan lalu di Dallas yang merupakan bagian dari proyek Paleo Angola yang memburu fosil dinosaurus. Di banyak area, ada banyak fosil benar-benar terlihat di bebatuan layaknya sebuah museum di bawah tanah. Laporan pertama tentang dinosaurus di Angola dibuat tahun 1960-an, tetapi perang berdarah melawan Portugis diikuti tiga dekade perang sipil menyebabkan tidak ada wilayah untuk peneliti. Setelah tercapai perdamaian tahun 2002, daerah itu terbuka bagi para pemburu fosil. Temuan terbesar terjadi tahun 2005 ketika Octavio Mateus dari Universitas New Lisbon menemukan 5 tulang dari lengan kiri depan dinosaurus sauropod di Iembe, yang dianggap sebagai temuan awal dari fosil di kawasan itu. (AFP/EVY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar