26 Oktober 2009

ASEAN + 6, Bantuan Mengalir untuk Perkuat Asia

Senin, 26 Oktober 2009 | 03:23 WIB

Rakaryan Sukarjaputra dan Suhartono

Hua Hin, Kompas Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, ASEAN plus tiga, dan KTT Asia Timur (East Asia Summit) resmi ditutup, Minggu (25/10). Pertemuan ini menghasilkan jutaan dollar AS dana untuk membiayai berbagai program prioritas ASEAN.

Selain dalam bentuk dana, dukungan atas masalah-masalah yang menjadi perhatian ASEAN juga disampaikan enam negara mitra ASEAN, yaitu Jepang, Korea Selatan, China, India, Australia, dan Selandia Baru.

Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva sebagai ketua KTT menjelaskan, selama masa kepemimpinannya, Thailand menetapkan tiga target, yaitu merealisasikan Piagam ASEAN, merevitalisasi komunitas ASEAN yang bertumpu pada rakyat dan membuat kawasan untuk lebih terintegrasi, serta memperkuat ketahanan umat manusia secara keseluruhan.

Ketiga hal itu telah bisa dilaksanakan dengan baik berkat dukungan semua anggota ASEAN. Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan juga menegaskan, banyak perkembangan dari pertemuan-pertemuan ASEAN.

Dari sejumlah isu yang diangkat, ASEAN meraih satu kesepakatan dengan membuat sebuah pos pendanaan khusus untuk menangani masalah yang dianggap urgen untuk ASEAN.

Pos pendanaan baru

Pada KTT Ke-15 ASEAN di Thailand ini, pos pendanaan baru pun dikaji untuk dibentuk, antara lain Pos Pendanaan untuk Pembangunan Infrastruktur dan Pos Pendanaan untuk Perubahan Iklim. Melalui berbagai pos pendanaan itu, dana-dana dari mitra-mitra ASEAN ditampung.

Untuk program penguatan koneksitas ASEAN, misalnya, China berjanji akan mengucurkan 10 miliar dollar AS yang dimasukkan ke dalam Pendanaan ASEAN-China untuk Kerja Sama Investasi. Untuk urusan serupa, China juga menyediakan 15 miliar dollar AS kredit komersial, di antaranya 1,7 miliar dollar AS untuk pinjaman-pinjaman khusus.

China juga berjanji meningkatkan pinjaman khusus itu dari 1,7 miliar dollar AS menjadi 6,7 miliar dollar AS.

Terkait koneksitas tersebut, ASEAN sepakat membentuk sebuah gugus tugas tingkat tinggi untuk menyusun sebuah rencana induk dan Pos Pendanaan Pembangunan Infrastruktur.

Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik (ESCAP), yang berbasis di Bangkok, memperkirakan diperlukan 14 miliar dollar AS untuk membangun jaringan-jaringan infrastruktur yang masih terputus di Asia Pasifik.

Dalam hal kerja sama ekonomi dan penanganan krisis keuangan, ASEAN plus tiga (Jepang, China, dan Korea Selatan) akan mewujudkan cadangan dana bersama sebesar 120 miliar dollar AS pada akhir tahun 2009.

China juga menyatakan akan menyumbang 200 juta dollar AS ke mekanisme penjaminan kredit dan investasi, yang berada di bawah Inisiatif Pasar Obligasi Asia (ABMI).

Untuk masalah perubahan iklim, Korea Selatan menyatakan akan mengalokasikan 100 juta dollar AS dari Inisiatif Kemitraan Iklim Asia Timur.

Jepang pun menjanjikan akan memberikan kontribusi tambahan sebesar 90 juta dollar AS ke pos Pendanaan Integrasi ASEAN-Jepang (JAIF), yang bisa digunakan untuk tiga hal, yaitu pengelolaan bencana dan tanggap darurat, bantuan darurat terkait dengan krisis keuangan, serta kursus-kursus pelatihan bahasa Jepang bagi para perawat dan pekerja bersertifikasi. Di pos pendanaan JAIF ini sebelumnya telah disediakan dana sebesar 130 juta dollar AS.

Di bidang sosial budaya, China akan mengalokasikan 100.000 dollar AS kepada ASEAN Foundation untuk pelaksanaan proyek-proyek untuk memajukan pertukaran warga dan budaya.

Ketahanan pangan

Sementara dalam hal ketahanan pangan, Thailand akan menyediakan 620 ton beras bagi penanganan bencana di Filipina. China juga akan menyediakan 300.000 ton beras untuk cadangan beras Asia Timur.

Untuk program mempersempit kesenjangan, Korea Selatan berkomitmen menyediakan lima juta dollar AS pada periode 2008-2012 dan lima juta dollar AS periode 2013-2017. India pun berjanji mengalokasikan 50 juta dollar AS ke Dana Kerja Sama ASEAN India dan Dana Pembangunan ASEAN.

Ini semua bertujuan meningkatkan daya saing dan kesiapan ASEAN dalam menghadapi globalisasi. Hal ini juga bertujuan meningkatkan kekuatan ekonomi Asia Pasifik, sebagaimana didambakan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama.

Ketergantungan ekonomi pada pasar negara maju, menurut PM Abhisit, juga sudah merupakan kejayaan masa lalu, yang kini harus ditelaah kembali kelayakannya. Karena itu, dalam pertemuan ASEAN plus enam negara (India, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru), penguatan kawasan menjadi hal yang mencuat.

Potensi ekonomi Asia yang belum optimal tergarap merupakan celah besar bagi terbentuknya salah satu blok kekuatan di kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar