22 November 2010

Korut Teruskan Nuklir

Seoul, Minggu - Diam-diam dan dengan kecepatan yang mengagumkan, Korea Utara telah membangun fasilitas baru dan canggih untuk pengayaan uranium. Demikian menurut seorang ilmuwan nuklir AS, sebagaimana diberitakan New York Times hari Sabtu (20/11) malam.

Ilmuwan itu, Siegfried Hecker, mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Sabtu bahwa dia dibawa dalam sebuah kunjungan baru-baru ini ke kompleks atom Yongbyon, ke sebuah fasilitas pengayaan uranium.
Fasilitas itu mempunyai 2.000 sentrifugal, mesin putar pemisah, yang telah selesai dipasang, katanya, dan pihak Utara mengatakan kepadanya mereka memproduksi uranium yang diperkaya untuk sebuah reaktor baru.
Hecker—mantan direktur Laboratorium Nuklir Los Alamos, AS, yang secara berkala mendapat kesempatan melihat program nuklir Korut—mengakui bahwa belum jelas apa yang ingin diperoleh Korut dengan memperlihatkan kepadanya area yang awalnya dirahasiakan itu.

Pengungkapan itu mungkin bisa dimaksud untuk memperkuat Pemerintah Korut saat mempersiapkan transfer kekuasaan dari pemimpin Kim Jong Il kepada putranya yang belum membuktikan diri.

Sementara Washington dan negara-negara lain memperketat sanksi, pengungkapan mesin-mesin pemisah itu bisa juga merupakan sebuah upaya oleh Pyongyang untuk memaksakan dimulainya lagi perundingan perlucutan nuklir yang macet.

Apa pun alasannya, mesin-mesin pemisah itu menimbulkan kekhawatiran baru bagi Pemerintah AS, yang tak menginginkan negosiasi langsung dengan Korut menyusul uji coba rudal dan nuklir Pyongyang tahun lalu. Deplu AS mengumumkan bahwa utusan khusus Pemerintah AS untuk Korut merencanakan mengunjungi Korsel, Jepang, dan China mulai hari Minggu.

Korea Utara mengatakan kepada Hecker bahwa mereka memulai pembangunan mesin pemisah itu pada April 2009 dan selesai hanya beberapa hari sebelum kunjungan ilmuwan itu pada tanggal 12 November.
Hecker mengatakan kepada New York Times bahwa dia terkejut melihat fasilitas baru yang canggih itu dan bahwa dia telah melaporkan kepada Gedung Putih mengenai temuannya beberapa hari lalu setelah kembali dari Korut.

Fasilitas itu tampaknya terutama untuk tenaga nuklir sipil, bukan untuk persenjataan nuklir Korut, kata Hecker. Dia tak melihat bukti produksi plutonium di Yongbyon. Namun, katanya, fasilitas pengayaan uranium ”bisa diubah untuk memproduksi bahan bakar bom uranium yang diperkaya.”

Pengayaan uranium akan memberi Korut sebuah cara kedua untuk membuat bom atom, selain program plutoniumnya yang sudah diketahui. Pada tingkat rendah, uranium dapat digunakan untuk reaktor energi, tetapi pada tingkat yang lebih tinggi bisa digunakan dalam bom nuklir.

Kunjungan utusan nuklir AS Stephen Bosworth ke Asia untuk perundingan mengenai Korea Utara terjadi sementara citra-citra satelit baru memperlihatkan pembangunan berlangsung di Yongbyon. Hal itu—ditambah dengan laporan dari Hecker dan seorang ahli AS yang baru-baru ini mengunjungi kompleks atom itu—tampaknya memperlihatkan bahwa Pyongyang tetap meneruskan tekadnya untuk membangun sebuah reaktor tenaga nuklir. Korut pada bulan Maret mengatakan akan membangun sebuah reaktor air ringan menggunakan bahan bakar nuklirnya sendiri. Hecker dan Jack Pritchard, seorang mantan utusan AS untuk perundingan dengan Korut, telah mengatakan pembangunan sudah dimulai.

Yang Moo-jin, guru besar pada Universitas Kajian Korea Utara di Seoul, mengatakan, pengungkapan uranium itu dimaksud untuk memaksa AS kembali ke perundingan nuklir.
Pengungkapan ini, kata Yang, juga ditujukan kepada publik dalam negeri selama proses pengalihan kekuasaan, guna mengerahkan kesetiaan di kalangan jenderal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar