27 Oktober 2009

BADAI FILIPINA; 1,5 Juta Orang Masih Merasakan Dampaknya

Selasa, 27 Oktober 2009 | 03:55 WIB

Manila, Senin - Lebih dari 1,5 juta orang masih berjuang hidup di daerah pinggir kota yang kebanjiran atau di tempat penampungan yang penuh sesak, sebulan setelah hujan lebat akibat badai menerpa Filipina. Para pejabat mengatakan, tidak ada penyelesaian cepat.

Filipina menghadapi sebuah perjuangan jangka panjang untuk pulih dari dua badai yang telah mengambil sedikitnya 929 jiwa di Manila dan bagian lain Pulau Luzon, kata pemerintah dan organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan.

”Badai dan hujan lebat... telah membuat rakyat Filipina menghadapi salah satu tantangan terbesar...,” kata Direktur Program Pangan Dunia (WFP) Josette Sheeran, dalam sebuah kunjungan ke Manila pada akhir pekan.

Setelah badai tropis Ketsana menjatuhkan hujan terlebat dalam lebih dari 40 tahun di Manila pada 26 September, distrik-distrik masih tergenang air setinggi pinggul dan tumpukan sampah banjir masih mengotori bagian-bagian lain ibu kota.

Di daerah pegunungan di Luzon utara yang dihantam hujan lebat selama 10 hari dari badai tropis Parma yang tiba sepekan setelah Ketsana, desa-desa masih tanpa penghuni setelah terkena longsor.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sebanyak 1,43 juta orang, sebagian besar di dan sekitar Manila, terus tinggal di daerah-daerah yang kebanjiran.

Daerah-daerah itu mungkin akan tetap tergenang selama berbulan-bulan karena perencanaan perkotaan yang kacau telah membuat sistem drainase alam sepanjang danau terhalangi.

Sejumlah 163.000 orang lainnya masih tinggal di tempat-tempat penampungan, menurut pemerintah, yang memperkirakan sampai sejumlah 2,7 juta warga mungkin harus direlokasikan dari daerah-daerah rawan banjir di Manila.

Selain persoalan bantuan segera itu, pemerintah juga harus menghadapi upaya rekonstruksi jangka panjang. Salah satu kekhawatiran adalah bahwa terlalu banyak orang, terutama penghuni kawasan kumuh di Manila, telah diperbolehkan tinggal di daerah-daerah rawan banjir.

Sebuah laporan pemerintah yang dikeluarkan pekan lalu mengimbau agar 2,7 juta orang di kawasan kumuh dipindahkan dari ”daerah-daerah berbahaya” sepanjang tepi sungai, danau, dan pembuangan limbah. Rencana itu akan memerlukan 10 tahun dan 130 miliar peso (2,77 miliar dollar AS) untuk dilaksanakan.

Hari Senin, Pemerintah AS mengumumkan bantuan pangan senilai 8,5 juta dollar bagi Filipina.

Menteri Pertanian AS Tom Vilsack mengatakan kepada Presiden Filipina Gloria Macapagal- Arroyo, di Manila, bantuan berupa beras dan susu bubuk itu diharapkan akan membantu orang-orang yang paling memerlukan bantuan. (AFP/AP/DI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar