24 November 2009

Beirut Mulai Berdandan dan Bangkit Lagi

Seorang wanita bercadar berjalan melewati sebuah gerai produk mode bermerek Cartier di jantung kota Beirut, Lebanon, awal November lalu. Setelah tergusur Dubai, Beirut kini kembali menjadi "Paris di Timur Tengah" dengan gebyar berbagai merek mode dunia, seperti Dior dan Louis Vuitton, setelah krisis ekonomi berlalu.
 
EKONOMI KOTA


Beirut tampaknya sudah kembali berdandan serta mengembalikan reputasinya sebagai surga bagi para penggila belanja. Merek-merek mewah berbagai produk mode, seperti Christian Dior dan Louis Vuitton merupakan toko yang sudah dibuka di Beirut.

Mahkota Beirut diambil oleh Dubai sebagai surga belanja. Untuk mendapatkan mahkota itu kembali, seperangkat promosi dan proyek ambisius mulai dilaksanakan, seperti Pasar Beirut, tempat 400 toko, di mana 49 di antaranya adalah toko perhiasan yang akan dibuka bulan depan.

”Merebaknya barang-barang di Beirut seperti minyak yang ditumpahkan,” ujar Guillaume Boudisseau, konsultan real estat dari Ramco Real Estate. ”Pusat kota merupakan tempat yang tepat untuk berinvestasi,” tambahnya lagi.

Pusat kota Beirut sebelumnya luluh lantak oleh perang sipil Lebanon pada tahun 1975-1990. Selain itu, pusat kota juga sempat dilumpuhkan antara tahun 2007 dan 2008 oleh pendudukan oposisi serta oleh perang Israel-Hezbullah pada tahun 2006. Keadaan pusat kota saat itu sangat kacau, sering dijatuhi hujan mortir.
Keadaan itu seolah sudah berbalik. Beirut bangkit lagi dan mulai menata dirinya menjadi penarik para pencinta barang mewah. Semakin banyak hotel, restoran, dan toko yang dibuka.

Pasar tua juga telah disulap menjadi bangunan senilai ratusan dollar AS menjadi tempat merek-merek terkenal, seperti Vivienne Westwood, Armani, Berluti, dan Cartier.

Memang, sekarang ini apa yang ditawarkan Beirut belum dapat dibandingkan dengan apa yang ditawarkan oleh Dubai. Tetapi, ada sesuatu yang dapat menjadi daya tarik Beirut, yaitu semua toko mewah itu dapat dicapai dengan berjalan kaki.

Optimistis 

Tony Salameh, CEO pengimpor barang mewah dari Lebanon, Aishti, berharap kota itu akan kembali memperoleh gelarnya sebagai kota tujuan belanja dalam dua tahun ke depan.

Salameh mengatakan, pasar barang mewah di Lebanon juga meningkat. Dia memperkirakan peningkatan tahunan mencapai 15 persen.

Dengan slogan ”Paris di Timur Tengah” sebelum pecah perang, Beirut berupaya tampil sebagai etalase pajangan untuk barang-barang fashion walaupun perekonomian masih rendah. Infrastruktur itu juga masih kacau pada tahun 1990-an.

Negara itu juga terjerembap pada periode instabilitas setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafiq Hariri. ”Ketika itulah kami tertinggal dari Dubai. Tetapi sekarang krisis global yang menghantam negara Teluk telah menguntungkan Lebanon. Tidak seperti tetangganya, perekonomian Lebanon tetap solid. Sekarang kami memiliki kesempatan kembali menempati urutan pertama selain Dubai karena pelanggan yang terutama adalah warga kaya Rusia semakin tertarik datang ke Beirut,” ujar Salameh yakin. (AFP/joe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar